PELAKU IKM TASIKMALAYA HARUS TERUS BERINOVASI
TASIKMALAYA, (KP),- Direktur Direktorat Industri
Kecil dan Menengah Wilayah II Kementerian Perindustrian Gati
Wibawaningsih meminta para pelaku usaha industri kecil menengah di Kota
dan Kabupaten Tasikmalaya menyiapkan diri menyongsong diberlakukannya
Asean Community pada tahun 2015. Persaingan yang akan semakin ketat
menuntut pelaku ikm menempa diri serta terus berinovasi terhadap produk
yang selama ini digarapnya.
Pernyataan itu disampaikan Gati saat hadir pada kegiatan pelatihan, penguatan dan pengembangan klaster kerajinan dan barang seni Tasikmalaya di Hotel Ramayana Jl. Martadinata Kota Tasikmalaya, Rabu (28/8/2013). Kegiatan yang terealisasi berkat kerja sama pemerintah Kota Tasikmalaya dan kementrian perindustrian diikuti sekitar 215 pelaku usaha ikm.
Rencananya kegiatan akan dilaksanakan selama tiga hari dengan prioritas bidang kerajinan bordir, anyaman bambu dan mainan anak. Gati berharap, melalui pelatihan tersebut,produktifitas para perajin IKM bisa terdongkrak. Sehingga mereka mampu bersaing dengan produk luar negeri, baik pada produk kerajinan anyaman, bordir maupun mainan anak. Jika para IKM di Indonesia tidak ikut serta mempersiapkan diri menurut Gati, dipastikan akan kalah bersaing baik dalam produk maupun Sumber Daya Manusia (SDM) dari negara lain.
“Tahun 2015 Asen Community diberlakukan. Mau tidak mau pelaku IKM harus ambil bagian dan harus bisa bersaing. Melalui upaya inilah para IKM tersebut kita persiapkan, supaya mereka mampu bersaing,” katanya.
Selain persiapan SDM, sebagai bentuk dukungan pemerintah, kementerian Perindustrian juga akan menyiapkan bantuan modal bagi peserta IKM yang mengikuti pelatihan saat ini. Bantuan tersebut berupa peralatan produksi bagi masing-masing perajin, dalam bentuk pembelian barang dari kementerian dengan subsidi antara 20-40%. Untuk mendapatkan bantuan peralatan tersebut diajukan melalui masing-masing dinas di daerah untuk diteruskan kepada Kementerian Perindutrian. “Silahkan pelaku IKM ajukan proposal, melalaui dinas masing-masing daerah,” ujarnya.
Yang tak kalah penting, katanya, bagaimana komunikasi antar perajin dengan pihak yang terkait. Pihaknya tidak tahu apa kebutuhan para IKM. Makanya, komunikasi harus dijaga dan terjalin dengan baik. Kondisi saat ini pemerintah dan DPR sudah cukup baik dalam mendukung pelaku IKM. Adapun total anggaran bantuan peralatan dari kementrian perindustrian nilainya sebesar Rp 150 juta.
Pernyataan itu disampaikan Gati saat hadir pada kegiatan pelatihan, penguatan dan pengembangan klaster kerajinan dan barang seni Tasikmalaya di Hotel Ramayana Jl. Martadinata Kota Tasikmalaya, Rabu (28/8/2013). Kegiatan yang terealisasi berkat kerja sama pemerintah Kota Tasikmalaya dan kementrian perindustrian diikuti sekitar 215 pelaku usaha ikm.
Rencananya kegiatan akan dilaksanakan selama tiga hari dengan prioritas bidang kerajinan bordir, anyaman bambu dan mainan anak. Gati berharap, melalui pelatihan tersebut,produktifitas para perajin IKM bisa terdongkrak. Sehingga mereka mampu bersaing dengan produk luar negeri, baik pada produk kerajinan anyaman, bordir maupun mainan anak. Jika para IKM di Indonesia tidak ikut serta mempersiapkan diri menurut Gati, dipastikan akan kalah bersaing baik dalam produk maupun Sumber Daya Manusia (SDM) dari negara lain.
“Tahun 2015 Asen Community diberlakukan. Mau tidak mau pelaku IKM harus ambil bagian dan harus bisa bersaing. Melalui upaya inilah para IKM tersebut kita persiapkan, supaya mereka mampu bersaing,” katanya.
Selain persiapan SDM, sebagai bentuk dukungan pemerintah, kementerian Perindustrian juga akan menyiapkan bantuan modal bagi peserta IKM yang mengikuti pelatihan saat ini. Bantuan tersebut berupa peralatan produksi bagi masing-masing perajin, dalam bentuk pembelian barang dari kementerian dengan subsidi antara 20-40%. Untuk mendapatkan bantuan peralatan tersebut diajukan melalui masing-masing dinas di daerah untuk diteruskan kepada Kementerian Perindutrian. “Silahkan pelaku IKM ajukan proposal, melalaui dinas masing-masing daerah,” ujarnya.
Yang tak kalah penting, katanya, bagaimana komunikasi antar perajin dengan pihak yang terkait. Pihaknya tidak tahu apa kebutuhan para IKM. Makanya, komunikasi harus dijaga dan terjalin dengan baik. Kondisi saat ini pemerintah dan DPR sudah cukup baik dalam mendukung pelaku IKM. Adapun total anggaran bantuan peralatan dari kementrian perindustrian nilainya sebesar Rp 150 juta.
Sumber : http://www.kabar-priangan.com/news/detail/10420
Tidak ada komentar:
Posting Komentar