Kerajinan anyaman bambu di
Situbeet sudah ada sejak Tahun 1933, Bapak Samri (Alm) adalah seorang pionir
kerajinan anyaman bambu di Situbeet, beliau mendapat keterampilan anyaman bambu
pada waktu Sekolah Rakyat (SR). Pada saat itu anyaman bambu hanyalah sebagai
kerajinan, dan belum memiliki nilai ekonomis.
Mulai tahun 1982 anyaman bambu
memiliki nilai ekonomis, yang pada awalnya bambu hanya dijual batangan atau
istilah di Tasikmalaya biasa disebut lenyeran.
Bambu-bambu batangan tersebut dipotong, dibelah, dan disisit menjadi
lembaran-lembaran kecil atau biasa disebut ngahua
oleh para pengrajin anyaman di Situbeet, kemudian dicelup/diwarnai, yang
akhirnya dianyam menjadi beberapa perabotan rumah tangga.
Pada awal tahun 1992
kerajinan anyaman bambu mulai berkembang pesat, kerajinan anyaman bambu mulai
dikembangkan oleh Bapak H. Abdullah yang memiliki perusahaan dengan nama
Situbeet Kerajinan Bambu atau biasa orang menyebutnya SKB. Tangan-tangan
terampil para pengrajin anyaman bambu di Situbeet yang mengubah bambu batangan
menjadi kerajinan anyaman bambu yang memiliki nilai fungsi disamping itu juga
unik dan manarik.
Pada tahun 1995 kerajinan
anyaman bambu Situbeet mulai dilirik oleh mancanegara, produk-produk kerajinan anyaman
bambu mulai di ekspor salah satu negara tujuan ekspornya adalah Jepang,
kemudian pada tahun 2008 mulai diekspor ke kawasan Asia Tenggara diantaranya
Singapura dan Malaysia.
Pada tahun 2010 Bapak H.
Abdullah tutup usia, usahanya tersebut dilanjutkan oleh puteranya yang bernama
Bapak Dedi Abdul Muiz yang mulai merintis usahanya pada tahun 2004 dengan nama
SKB Putra. Produk-produk hasil kerajinan anyaman bambu Situbeet meliputi
perabotan rumah tangga (household
appliance), perhotelan (hospitality),
dan dekorasi rumah (home décor). Wilayah pemasarannya meliputi, Bandung, Jakarta,
Jogja, Solo, dan Bali, sedangkan tujuan ekspornya selain kawasan Asia Tenggara
juga sampai ke Dubai.
Permasalahan yang dihadapi
saat ini oleh para pengrajin anyaman bambu di Situbeet Kec. Mangkubumi Kota
Tasikmalaya adalah, bahan baku bambu yang semakin sulit didapatkan dikarenakan
banyak pegunungan dan lahan hijau yang dijadikan pemukiman penduduk/perumahan;
sulitnya mendapatkan tenaga kerja terampil dikarenakan tidak adanya regenerasi
muda, dimana pemuda sekarang lebih banyak memilih untuk bekerja dipabrik atau
pertokoan; kurangnya minat pembeli lokal karena lebih memilih produk-produk
dari luar.
Untuk itu perlu adanya kerjasama dan dukungan yang
nyata baik dari pengrajin itu sendiri dengan pihak pemerintah, swasta, dan
perbankan sehingga kerajinan anyaman bambu di Kota Tasikmalaya tetap eksis dan
mampu berdaya saing tinggi.
Oleh : TPL-IKM Kementerian R.I. (Sidik
Ibrahim)
Produk Kerajinan Anyaman Bambu Situbeet Mangkubumi Kota Tasikmalaya
Alamat/Addres Sentra Kerajinan Anyaman Bambu Situbeet :
Jl. A.H. Nasution Kp.
Situbeet Kel. Cipari Kec. Mangkubumi Kota Tasikmalaya
Tlp. (0265) 323881 – 347719
Tidak ada komentar:
Posting Komentar